Monday, January 28, 2008

Berkawan Cara Rasulullah S.A.W.

Persahabatan Nabi Muhammad s.a.w. dengan Saidina Abu Bakar adalah ikatan persaudaraan yang perlu dicontohi umat Islam.
Kedua-duanya mempunyai akhlak mulia, sama haluan dalam perjuangan sehingga terjalin kasih sayang dan kemesraan. Ia sewajarnya dijadikan panduan bagi umat Islam memilih kawan yang baik.
Keutamaan Abu Bakar di mata Rasulullah s.a.w. dijelmakan menerusi sabda Baginda bermaksud: “Jika ditimbang keimanan Abu Bakar dengan keimanan umat sekaliannya, nescaya akan berat lagi keimanan Abu Bakar.” (H.R. al-Baihaqi)
Rasulullah s.a.w. juga meluahkan isi hatinya kepada Abu Bakar seperti sabda baginda :
“Semoga Allah merahmatimu! Engkau adalah sahabatku! Engkau telah membenarkan ketika orang lain mendustakanku, engkau telah membantuku ketika orang lain membiarkanku, engkau telah beriman kepadaku ketika orang lain mendustakanku, engkau telah mententeramkan hatiku ketika hatiku sedang dalam keadaan keluh kesah. Sesungguhnya tiada siapa pun, biar apa pun sekali yang dilakukannya buat diriku yang dapat menyamai apa yang dibuat olehmu.”

MENCARI KAWAN YANG BAIK DAN MAMPU MEMBIMBING KE ARAH KEBAIKAN.
Rasulullah s.a.w bersabda yang bermaksud: “ Teman yang baik dan teman yang tidak baik itu diumpamakan seperti pembawa kasturi dan peniup api, maka si pembawa kasturi mungkin memberikan kasturi itu kepada kamu atau kamu dapat membelinya, atau kamu dapat mencium baunya yang wangi. Bagaimanapun peniup api mungkin membakar pakaianmu atau kamu dapat mencium baunya yang busuk.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim).

Rasulullah s.a.w menggariskan beberapa perkara bagi memilih teman atau kawan yang baik, antaranya:
BERSAHABAT DENGAN ORANG YANG BERTAQWA DAN BERIMAN
“ Jangan kamu bersahabat melainkan dengan orang yang beriman dan jangan berikan makan kecuali kepada orang yang bertaqwa.” (H.R. Abu Daud dan At-Tirmizi).
HINDARI BERKAWAN ORANG DENGAN YANG BURUK AKHLAKNYA
:”Jauhilah kawan yang buruk (akhlak dan perangainya), kamu akan kenali sepertinya”
Seseorang itu berada atas cara hidup kawannya, maka perhatikanlah tiap seorang daripada kamu, siapakah yang didampinginya.” (H.R. at-Tirmizi dan Abu Daud).
MENEGUR KESILAPAN KAWAN KERANA KEBENARAN
Ubadah Ibn As-Samit berkata: “Rasulullah s.a.w. mengikat janji dengan kami supaya dengar dan patuh ketika susah dan senang, yang disukai dan dibenci dan jangan merebut sesuatu dari tuannya kecuali ada bukti kekufurannya.
MEMBANTU KAWAN KETIKA KESEMPITAN

“Seorang Muslim dengan Muslim yang lain adalah bersaudara, dia tidak menzaliminya dan tidak mengelakkan diri daripada menolongnya, sesiapa yang melepas hajatnya, sesiapa yang melepaskan saudaranya daripada sesuatu kesempitan, maka Allah akan melepaskan satu kesempitan daripada kesempitan-kesempitan hari kiamat, dan sesiapa yang menutup (keaiban) saudaranya, maka Allah akan melindunginya pada hari kiamat.” (H.R. Al-Bukhari dan Muslim).

Monday, January 21, 2008

10 Hadiah Allah Di Dunia Untuk Orang Bertaqwa

Kehidupan orang-orang bertakwa sangat indah dan penuh keberuntungan. Di dunia lagi Allah telah janjikan pelbagai ‘hadiah’, sebagaimana digambarkan-Nya di dalam al-Quran...
1. Sentiasa mendapat petunjuk“Mereka itulah (orang-orang bertakwa) yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka dan merekalah orang-orang yang beruntung.” (Al-Baqarah: 5)
2. Diberi penyelesaian dari masalah “Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah nescaya akan diberikan kepadanya jalan keluar.” (At-Thalaq: 2)
3. Dipermudah segala urusan“Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah nescaya Allah akan memudahkan baginya segala urusannya.” (At-Thalaq: 4)
4. Mendapat rezeki dari sumber tidak terduga“… dan memberinya (orang bertakwa) rezeki dari sumber yang tidak terduga.” (At-Thalaq: 3)
5. Dikasihi Allah (dengan itu turut dikasihi malaikat dan manusia)“Sesungguhnya Allah menghasihi orang-orang yang bertakwa.” (Ali Imran: 76)
6. Mendapat keberkatan dari langit dan bumi“Jika seluruh penduduk sebuah negeri itu beriman dan bertakwa, nescaya kami akan melimpahkan kepada mereka berkat dari langit dan bumi.” (Al-A’raf: 96)
7. Mendapat keselamatan, pertolongan dan perlindungan dari Allah“Dan kami selamatkan orang-orang beriman dan mereka adalah orang-orang yang bertakwa.” (Al-Fussilat: 18)“… dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah Allah berserta (menolong dan melindungi) orang-orang yang bertakwa.” (Al-Baqarah: 194)
8. Mendapat kemenangan“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan.” (An-Naba: 31)
9. Terpelihara dari tipu daya musuh“Jika kamu bersabar dan bertakwa, nescaya tipu daya mereka sedikit pun tidak mendatangkan kemudaratan kepadamu.” (Ali Imran: 120)
10. Diberikan ‘furqan’ (petunjuk untuk membezakan yang benar dan salah)“Jika kamu bertakwa kepada Allah, nescaya Dia akan memberikan kepadamu Furqan.” (Al-Anfal: 29)

Wednesday, January 2, 2008

Pengaruh Dajjal Terhadap Wanita

Dalam Hadits diterangkan bahwa Dajjal tidaklah kecil pengaruhnya terhadap kaum wanita. Kenyataan menunjukkan bahwa walaupun manusia mempunyai kesanggupan untuk berbuat baik, namun pelaksanaannya harus disertai dengan usaha keras seakan-akan harus mendaki puncak gunung. Tetapi tidak demikianlah halnya perbuatan buruk. Tanpa susah payah sedikitpun, manusia selalu siap dan tak segan-segan melakukan perbuatan yang merusak moral dan perbuatan biadab.

Celakanya pada dewasa ini Eropahlah yang membuka pintu segala macam godaan berupa pergaulan bebas yang melebihi batas antara pria dan wanita. Adegan--adegan yang membangkitkan nafsu birahi, baik yang dipentaskan dalam panggung maupun di layar putih, menyebabkan tempat-tempat yang menggiurkan itu banyak dikunjungi orang, terutama para pemuda. Gambar-gambar cabul, tarian telanjang, pakaian wanita setengah tetanjang, semua kejahatan yang ditimbulkan oleh hidup berfoya-foya ini menyebabkan jiwa manusia cepat menjadi rusak. Rusak badannya, demikian pula rusak moralnya.

Meluncur ke bawah adalah lebih mudah daripada naik ke atas. Kejadian-kejadian tersebut buruk sekali pengaruhnya terhadap karakter bangsa kita sendiri. Perbuatan orang--orang Eropa yang tak pantas itu, makin lama makin dianggap tak menjijikkan lagi oleh bangsa kita. Pelacuran dan segala pendahuluannya tak memuakkan perasaan kita lagi. Perbuatan mesum ini, yang cepat sekali menjalarnya di kalangan kaum pria, kini mulai menjalar di kalangan kaum wanita.

Tepat sekali sabda Nabi SAW sbb: "Orang terakhir yang akan datang kepada Dajjal adalah kaum wanita."
Memang sifat pemalu kaum wanita dapat lama bertahan menghadapi godaan Dajjal. Akan tetapi sekarang mereka sudah jatuh menjadi korban godaan Dajjal, dan sekalipun di negeri kita belum begitu memuncak seperti di Eropa, namun sekarang banyak wanita Timur yang mengucapkan selamat tinggal kepada kesopanan Islam dan berganti menggunakan kesopanan setengah-telanjang ala barat. Mereka bukan saja mengunjungi tempat-tempat hiburan, melainkan mereka sudah mulai ikut-ikutan berdansa.

Apabila pengaruh Dajjal sudah tak terkendalikan lagi dan kebudayaan Islam sudah diganti dengan kebudayaan Barat, pasti akan tiba saatnya bahwa di negara kita seperti halnya di negara Eropa, pelacuran dan segala pendahuluannya, bukan lagi hal yang memuakkan batin kita. Memang benar bahwa agama Islam tak menyuruh kaum wanitanya supaya menyendiri di kamar, dan memakai selubung seperti wanita di India atau di tanah Arab.

Sebaliknya Islam merigizinkan kaum wanita keluar untuk bekerja, berdagang, mendatangi suatu keperluan, memenuhi tugas sosial, ekonomi dan keperluan lainnya. Wanita dapat bekerja sebagai buruh, sebagai pedagang, dan sebagai prajurit. Akan tetapi dengan segala kebebasan bergerak, Islam tak mengizinkan pergaulan bebas antara pria dan wanita, demikian pula tak mengizinkan memakai pakaian yang tak sopan jika berkumpul bersama kaum pria dalam suatu keperluan. Kaum wanita dilarang mempertontonkan kemolekan tubuhnya yang dapat menggiurkan kaum pria. Cara-cara memperlihatkan kemolekan dan pergaulan-bebas inilah ciri-ciri khas Dajjal dalam pergaulan, yang buruk sekali pengaruhnya terhadap wanita Islam yang bermartabat tinggi.

Pertunangan

Sebelum seorang lelaki ingin menghantar pinangan,utuskanlah wakil untuk meninjau latar belakang peribadi wanita pilihannya itu. Begitu juga sebaliknya bagi pihak keluarga wanita dalam membuat keputusan untuk menerima bakal menantunya. Hendaklah diselidiki dahulu diri lelaki yang hendak meminang itu tentang agamanya, fahamannya dan soal-soal hubungan dengan Tuhan sebagai pokok utama.

Pertama; adakah fardhu ain si lelaki benar-benar beres sebab suamilah tunjang yang bakal untuk mengajar anak-anak dan isteri bila telah mendirikan rumahtangga kelak. Memerhatikan perlaksanaan ibadah lelaki yang meminang itu seperti sembahyang secara individu dan secara berjemaah. Memerhati matlamat perniagaan dan perusahaan atau matlamat dalam pekerjaan lelaki berkenaan.

Orang sekarang tidak lagi memandang soal-soal hubungan dengan Allah sebagai pokok utama sejahteranya rumahtangga. Setiap kali berlangsungnya majlis merisik perkara utama yang akan ditanya ialah hal-hal kemewahan keduniaan saja syarat yang akan mensejahterakan dan mengukuhkan rumahtangga.
Tidak hairanlah bila lepas kahwin kehidupan anak-anak dan isteri terbiar tanpa bimbingan dan tunjuk ajar yang sewajarnya.Akhirnya anak-anak tidak taat kepada ibubapa dan isteri jadi ‘Queen Control’ kepada suami.Akhirnya, suami hilang hemahnya di dalam mentadbir rumahtangga menurut hukum Islam.
Ibubapa tidak boleh menolak pinangan seseorang lelaki itu semata-mata kerana darjat yang rendah. Sebaliknya,mestilah menolak pinangan seseorang lelaki itu apabila diketahui bahawa lelaki berkenaan berakhlak buruk seperti tidak sembahyang atau suka berfoya-foya,berjudi sekalipun dia berpangkat dan mempunyai harta.

Rasulullah saw pernah bersabda yang maksudnya:
“Sesiapa yang mengahwinkan akan perempuannya dengan lelaki yang fasik maka sebenarnya dia telah memutuskan silaturrahim dengan anaknya.”
Rasulullah saw bersabda lagi:
“Jika datang kepada kamu pinangan daripada seseorang lelaki yang kamu redha terhadapnya agama dan akhlaknya, hendaklah kamu terima. Kalau kamu menolaknya, padahnya adalah fitnah dan kerosakan di muka bumi.”

Setelah membuat perbincangan, wali wanita ada hak menentukan samada mahu menerimanya atau tidak, Cuma secara beradapnya eloklah ditanya kepada empunya diri terlebih dahulu. Mana-mana wanita yang tidak pandai membuat keputusan, eloklah memberi keputusan kepada walinya dalam membuat keputusan. Sebab pilihan walinya tentu tepat kerana seseorang bapa tidak akan sanggup menzalimi anaknya. Wali yang baik akan memilih lelaki yang beragama dan berakhlak mulia. Akan tetapi kalau si anak itu mempunyai pilihan sendiri yang agak lebih baik agamanya dari pilihan bapanya itu, bapa hendaklah menghormati hasrat anaknya itu.

Untuk mendapat keberkatan Allah, dari awal majlis peminangan lagi kita mesti jaga iaitu tidak berlakunya percampuran di antara lelaki perempuan. Keberkatan Allah ini tidak dapat hendak kita gambarkan sebab hati yang akan terasa ketenangan itu. Kesannya bukan seminggu dua tetapi sampai ke hari tua.
Contohnya, orang di zaman salafusaleh, rumahtangga mereka berkat sebab dari awal peminangan lagi majlisnya sudah dijaga.
Tetapi kalau dalam majlis peminangan itu, awal-awal lagi kita tidak dapat menjaga syariat dan peradapan menurut Islam. Sampai akhir hayat pun mungkin rumahtangga itu nampak tak cantik, tak bahagia. Adasaja kusut masainya. Hati pun kadang-kadang tidak tenang untuk tinggal di rumah dan inilah yang banyak berlaku hari ini.

Sebab itulah amat penting dijaga suasana majlis ini. Biarlah bersusah-susah sedikit asalkan syariat Allah dapat kita jaga dengan baik.
Seperkara lagi, jangan dibebani rombongan peminangan dengan berbagai-bagai hantaran yang mahal-mahal. Contohnya pakaian, makanan, buah-buahan, alat solek, beg tangan, kasut, cincin bertunang, cincin nikah dan cincin hadiah. Memadai dngan sebentuk cincin saja sudahlah.
Malah ajaran Islam tidak pernah menyusahkan umat Islam dengan cara demikian. Bila hantaran terlalu tinggi hilang keberkatan rumahtangga.

Harus diingat, yang paling layak dalam menentukan mas kahwin ini ialah diri wanita itu sendiri, kerana mas kahwin itu memang haknya. Walau bagaimanapun sekarang ini semua negeri sudah menetapkan berapa mas kahwin untuk wanita tersebut bila berkahwin, boleh kita terima, tetapi sekiranya diri wanita tersebut hendak menetapkan berapa mas kahwinnya, kita perlu hormati.Begitulah kehendak syariat.
Sebab itulah dalam soal ini, Rasulullah memaklumkan kepada umat Islam bahawa mas kahwin yang paling baik yang terendah. Sabda Rasulullah saw:
“Bermula yang terbaik perempuan itu iaitu yang terlebih murah mas kahwinnya.”
Sabda Rasulullah saw lagi:
“Sebesar-besar berkat pernikahan ialah yang paling sediki mas kahwinnya.”
Bersabda Baginda lagi:
“Setengah daripada berkat permpuan itu iaitu segera dipersuamikan dan segera rahimnya itu kepada beranak dan murah mas kahwinnya.”

Kita patut mengetahui setengah daripada mas kahwin isteri Rasulullah saw itu hanya sepuluh dirham saja;sama nilainya dengan harga batu pengisar tepung atau sebiji tempayan atau sebiji bantal di rumahnya.
Setengah daripada para sahabat berkahwin dengan mas kahwin hanya seberat sebiji buah kurma (lebih kurang lima dirham)
Manakala Said Ibnu Musayyab mengahwinkan anak perempuannya dengan Abu Hurairah berbekalkan mas kahwin sebanyak dua dirham sahaja.
Sayidina Umar sangat melarang jika ada wali-wali perempuan yang menaikkan mas kahwin anak gadis mereka.Katanya:
“Tiada berkahwin Rasulullah dan tiada mengahwinkan ia anaknya yang perempuan dengan isi kahwin yang lebih daripada empat ratus dirham.”

Mas kahwin bukanlah semestinya hanya dengan wang atau emas permata, ayat-ayat Al Quran juga boleh dijadikan mas kahwin. Contohnya ayat dalam surah Al Fatihah atau Al Ikhlas, tidak kiralah seberapa banyak yang dikehendaki.
Akan tetapi apa yang dinamakan sebagai hantaran tidak wujud dalam Islam. Hantaran itu merupakan adat yang sepatutnya sudah lama ditinggalkan. Ini adalah kerana hantaran itu sebenarnya akan digunakan oleh pihak keluarga wanita untuk persiapan majlis perkahwinan.Kalau begitu halnya, hantaran tidak patutlah diminta kepada bakal menantunya. Kecuali bakal menantu hendak memberi hantaran, boleh kita terima, inilah cantiknya ajaran Islam dan ada hikmahnya.

Pada hari pertunangan, hendaklah ia menggalakkan tunangnya agar memperluaskan agamanya dan bersikap zuhud (bukan buang dunia, tetapi hati tidak terpaut kepada dunia). Hendaklah bersama-sama berazam di atas satu dasar hidup iaitu qanaah, memadai dengan apa yang telah ada tanpa rasa tamak.
Setelah bertunang, janganlah mengenakan sesuatu tempuh yang agak lama jaraknya dengan penikahan. Sebaik-baiknya dilaksanakan pernikahan itu secepat mungkin agar terhindar dari berbagai fitnah manusia.
Elakkan pertemuan yang sia-sia semasa dalam pertunangan. Islam tidak memberikan kebebasan bergaul selepas meminang kerana menjaga maruah wanita dan lelaki itu sendiri. Pertunangan yang dibuat bukanlah sebagai tiket yang membolehkan seseorang lelaki itu untuk bergaul atau berdua-duaan dengan bakal isterinya.

Lelaki hanya diberi peluang melihat dan meneliti wanita itu dalam ruang yang aman daripada fitnah sosial dan kerosakan maruah. Walau bagaimanapun,pertemuan dengan tunang diharuskan sekiranya mengikut syariat.
Lelaki hanya dibolehkan melihat pada muka dan kedua pergelangan tangannya sahaja dan tidak melihat bahagian aurat tunang.

Perbualan hanya sekadar menanya khabar, memberi maklumat, menerima maklumat dan memberi nasihat.Perbualan yang tidak berfaedah memadu kasih, berjanji mesra, bercinta asmara dan sebagainya sangat dilarang atau haram hukumnya.

Pergaulan yang melibatkan tunang samada waktu melihat atau berbual hendaklah bersama muhrimnya. Di larang melihat tunang secara bersendiri. Rasulullah saw telah mengingatkan kita di dalam sabdanya:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Kemudian maka janganlah sekali-kali menyendiri dengan seorang perempuan yang tidak disertai oleh mahramnya, sebab nanti yang jadi orang ketiganya adalah syaitan.

Rasulullah saw bersabda lagi yang maksudnya:
“Tidak boleh sekali-kali seorang lelaki menyendiri dengan perempuan yang tidak halal baginya, kerana orang ketiganya nanti adalah syaitan, kecuali kalau ada muhramnya.”

MEMILIH PASANGAN

Islam sangat melarang lelaki berfoya-foya dengan wanita. Pergaulan antara lelaki dan wanita ada batasnya. Jika seseorang lelaki itu ada keinginan terhadap seorang wanita, maka dia hendaklah masuk meminang dan berkahwin.

Langkah itu bukan sahaja membawa kepada pahala kerana mengikut sunnah Nabi saw, tetapi juga mengelakkan dirinya daripada keburukan dan maksiat.

Hentikanlah amalan membawa wanita yang bukan muhrim ke sana sini dengan niat suka-suka kerana ia bukan sahaja berdosa tetapi juga menjatuhkan kemuliaan pada diri dan keluarga masing-masing. Apatah lagi apabila hubungan berkenaan dengan sekadar suka-suka, tidak membawa kepada pernikahan.

Pengharaman ini wajar kerana kesan dari melanggar larangan tersebut akan terbawa-bawa kepada zuriat nanti. Allah sangat mengharapkan lahir dari zuriat itu, mereka yang baik dan cergas.
Hadis Rasulullah saw ada menerangkan bahawa baginda benci kepada orang yang suka membujang sampai ke tua. Berkahwin adalah sunnah Rasulullah saw, dan baginda akan berbangga dengan umatnya yang ramai di akhirat kelak.

Namun demikian untuk mendirikan rumahtangga berbagai-bagai persediaan yang perlu disiapkan sebagai bekalan dan jambatan untuk meniti alam berumahtangga.

Ada beberapa persoalan yang perlu kita tanya pada diri sebelum memilih seseorang sebagai pasangan hidup.Islam menegaskan pilihan hendaklah berasaskan kepada yang kuat berpegang kepada agama dan berakhlak mulia serta mempastikan samada sudah dipinang atau belum dan berbagai-bagai lagi. Rasulullah saw bersabda yang maksudnya:
“Janganlah kamu kahwin dengan perempuan kerana kecantikannya, kerana boleh jadi mereka akan merugikan. Dan jangan kerana hartanya, kerana boleh jadi mereka akan mendurhakai. tetapi kahwinlah kerana agamanya. Sesungguhnya seorang budak perempuan hitam yang pecah hidungnya tapi beragama adalah lebih baik.”

Baginda bersabda lagi yang maksudnya:
“Barangsiapa berkahwin akan perempuan kerana hartanya dan elok rupanya nescaya diharamkan akan hartanya dan elok rupanya yakni ditegahkan akan hartanya dan eloknya, dan barangsiapa yang berkahwin akan dia kerana agamanya nescaya diberi rezeki oleh Allah swt akan dia akan hartanya dan eloknya.”
Dari hadis di atas dapatlah difahami bahawa Rasulullah saw menegaskan kepada kaum lelaki supaya memilih calon isteri orang yang beragama serta berakhlak mulia, kerana bila isteri itu kuat beribadah akan membuahkan akhlak yang mulia maka rezeki dan hartanya dimurahkan Allah swt.

Tanda-tanda seseorang wanita itu baik maruah dan akhlaknya antaranya ialah:
1. Berakhlak dengan Allah seperti tekun dan bersungguh-sungguh beribadah. Sabar dalam menempuh kesusahan (ujian) daripada Allah dan dalam mengerjakan perintah-perintahnya, sentiasa bersyukur dengan kurniaan Allah, tenang dalam menerima ketentuan Allah serta banyak mengingati Allah swt.
2. Tumpuan hatinya ialah untuk memperbaiki akhlak,mengurus rumahtangga dengan baik, memelihara ibadah dan menjaga hubungan dengan manusia.
3. Berakhlak dengan ibubapa, memuliakan mereka serta membantu dan menyenangkan mereka. Sentiasa berusaha mengajak keluarga kepada kebaikan dan keredhaan Allah swt.
4. Baik pergaulannya sesama rakan, jiran dan masyarakat sekeliling. Tidak mengganggu dan menyakiti mereka, malah membantu dan memudahkan mereka dengan apa cara yang termampu.
5. Mentaati suaminya, redha dengan pemberian suami,melayan suami dengan baik, bersopan santun dalam segala percakapan dan tindakan, menjaga aurat atau kehormatan diri dan memelihara maruah suami.

Disunatkan pula memilih gadis yang terdiri dari keturunan yang kuat agama, anak cucu orang alim dan soleh. Seseorang wanita yang kuat agama memiliki sifat-sifat kemanusiaan, berbudi pekerti tinggi. Di sinilah letaknya realiti seorang wanita. Seorang wanita yang mempunyai sifat-sifat kewanitaan yang tulin maka itulah keistimewaan dan kecantikan yang hakiki. Rasulullah saw sendiri ada menerangkan bahawa seorang lelaki yang beristeri wanita solehah bererti dia telah mendapat satu nikmat Allah yang besar.Keterangan ini terdapat dalam hadis yang diriwayatkan oleh ibnu Abbas r.a:
“Empat jenis, sesiapa yang diberi keempat-empatnya bermakna dia telah memperolehi sebaik-baik dunia dan akhirat. Iaitu hati yang selalu syukur, lidah yang sentiasa berzikir, jiwa raga yang sabar dengan ujian dan isteri yang tidak melakukan dosa serta tidak menzalimi suaminya.”

Hikmah memperolehi wanita yang terdidik di dalam golongan keluarga yang soleh ini telah jelas dinyatakan sebahagian daripada sifat-sifatnya oleh Rasulullah saw:
“Tidak perlu bagi seorang Mukmin setelah ianya bertaqwa kepada Allah, sebaik-baik keperluan baginya ialah seorang isteri yang solehah, jika suami melihat kepada isterinya, isterinya tetap juga berbuat baik kepada suaminya dan jika suaminya tiada di rumah dia menyimpan rahsia dan harta suaminya.”

Demikianlah di antara kelebihan yang diperolehi oleh seorang suami jika ia memiliki isteri yang solehah.
Islam menggalakkan mengahwini wanita-wanita asing daripada keluarga terdekat untuk meluaskan hubungan kekeluargaan dan mngukuhkan persaudaraan Islam. Risiko dari perkahwinan sanak saudara akan melahirkan anak-anak yang tidak sihat dan lembab otak. Tujuan digalak berkahwin dengan orang yang tidak mempunyai hubungan kekeluargaan supaya dapat melahirkan anak-anak yang sihat, bertenaga, cantik dan pintar.
Rasulullah saw bersabda yang maksudnya:
"Janganlah kamu nikahi wanita-wanita kerabat terdekat,maka sesungguhnya anak yang bakal lahir nanti berakhlak lemah fikiran dan akal.”
Rasulullah saw menyatakan kelebihan memilih gadis untuk dijadikan isteri berbanding dengan janda.Rasulullah saw bersabda:
“Kahwinlah para gadis kerana sesungguhnya, mereka itu menarik tutur bahasanya, bersih rahimnya (mampu berzuriat), kurang dalihnya dan mudah meredhai kerjanya.”
Rasulullah saw menekankan kelebihan memilih gadis untuk dijadikan isteri kerana setiap perkahwinan berkehendakkan sesuatu hasil pengurniaan anak yang soleh dan solehah.
Untuk melaksanakan tugas yang mulia ini maka perlulah seorang lelaki itu mengkaji secara terperinci terlebih dahulu bakal isterinya agar dapat melahirkan anak dan tidak ada sebarang keuzuran yang boleh menghalangnya dari mengandung dan bersalin.
Bagi mengetahui sifat-sifat kesanggupan gadis itu, pada umumnya boleh dijadikan ibunya sebagai perbandingan. Seandainya ibunya mempunyai ramai anak, pada kebiasaannya gadis itu pun akan mewarisi ibunya, tetapi tidak semua tanggapan ini benar, kadang-kadang mengikut baka dirinya pula.
Apabila ramai zuriat, semakin kukuhlah ummah dan teruslah tertegaknya daulah Islamiah. Membiak zuriat bertambah seri, erat dan bahagianya sebuah rumahtangga di mana wujud ketenangan jiwa hasil kasih saying antara kedua suami isteri. Rasulullah saw, begitu kuat menekankan supaya setiap lelaki memilih calun isterinya yang ramai anak, sebagaimana sabda baginda:
“Kahwinlah perempuan-perempuan yang keturunan banyak anak, sesungguhnya aku berbangga dengan ramainya umatku di hadapan para Nabi pada Hari Kiamat nanti.”
Begitulah penekanan Rasulullah saw ke atas umatnya,baginda bangga dengan umat yang ramai kerana disitulah letaknya kekuatan agama Islam.
Diharamkan seseorang lelaki memilih seseorang wanita yang telah dipinang saudaranya, kerana bererti ia menyerang hak dan menyakiti hati peminang pertama,memecah belah hubungan kekeluargaan dan mengganggu ketenteraman. Rasulullah saw bersabda yang maksudnya:
“Orang mukmin satu dengan lainnya bersaudara, tidak boleh ia membeli barang yang sedang dibeli saudaranya,dan meminang pinangan saudaranya sebelum ia tinggalkan.”
Islam juga mengutamakan wanita yang masih gadis untuk dipadankan dengan lelaki yang muda belia, sebab itulah disunatkan memilih gadis.

Walau bagaimana, terdapat pula keadaan tertentu apabila janda pula menjadi yang utama. Misalnya, untuk menyelesaikan masalah perlindungan kepada janda dan anak-anak. Islam turut menghormati taraf kedudukan seseorang, sebab itulah pemilihan pasangan hidup hendaklah juga mengambil kira taraf atau sekufu. Firman Allah swt yang bermaksud:
“Lelaki yang berzina tidak boleh berkahwin melainkan dengan perempuan yang berzina juga atau perempuan musyrik. Dan perempuan yang berzina tidak boleh dikahwini melainkan oleh lelaki yang berzina juga ataupun lelaki yang musyrik. Yang demikian itu haram terhadap orang yang beriman.”
“Wanita-wanita yang jahat adalah untuk lelaki yang jahat dan lelaki yang jahat adalah untuk wanita-wanita yang jahat, dan wanita-wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik.”

Ayat di atas patut menjadi iktibar, terutama kepada para lelaki dan wanita yang ingin berkahwin. Kepada yang sudah berumahtangga, ambillah iktibar ini dan muhasabah kepada diri kita kembali apabila menghadapi masalah dalam rumahtangga dan mengapa Allah swt pertemukan jodoh kita dengan pasangan kita sekarang.

Wanita Yang Menolak Perkahwinan


Sepertimana yang diberitakan kepada kita oleh sebuah akhbar tempatan, hari ini terdapat segolongan wanita yang menolak perkahwinan. Antara sebabnya ialah kerana memandang perkahwinan sebagai satu bebanan yang menyekat kebebasan. Bila berkahwin, kuasa mutlak dalam menentukan hidup mula berubah dan terpikul pula dengan kerja-kerja mengurus rumahtangga dan anak-anak.


Justeru itu ramai yang lebih rela menjadi andartu walaupun pada hakikatnya, ianya tidak dapat memberi kebahagiaan pada jiwa. Ada juga yang tidak berkahwin disebabkan terlalu memilih calon yang sekufu dan ada yang tidak sempat memikirkan perkahwinan kerana terlalu sibuk dengan tugas-tugas dan kerjaya masing-masing.


Saya akan menceritakan tentang kerugian yang dialami oleh wanita yang tidak mahu bekahwin; tetapi bukan kepada wanita yang tidak berkahwin kerana tiada jodoh. Kalau sudah tidak ada jodoh, wanita tersebut tidak boleh dipersalahkan kerana sudah takdir menentukan demikian. Masalahnya sekarang, terdapat wanita yang mempunyai peluang untuk berkahwin tetapi menolak dengan alasan-alasan sepertimana yang disebutkan di atas tadi.


Perkembangan tentang wanita yang tidak gemar berkahwin bukan sahaja berlaku di dalam masyarakat bukan Islam tetapi juga berlaku di kalangan masyarakat Islam. Sikap demikian bukan sahaja bertentangan dengan kehendak ajaran Islam yang menggalakkan perkahwinan tetapi juga bertentangan dengan fitrah semulajadi manusia yang hidupnya memerlukan pasangan. Bahkan sunnatullah kejadian manusia, ada lelaki dan ada wanita yang saling memerlukan antara satu sama lain. Ibarat talian elektrik yang memerlukan positif dan negatif untuk melahirkan cahaya.


Di Malaysia, walaupun terdapat di dalam masyarakat Islam sikap memilih hidup membujang tetapi tidak begitu berleluasa sepertimana di barat. Walaupun demikian, pada pandangan Islam, orang yang tidak berkahwin dianggap jelek. Menyerupai para pendita Kristian. Golongan ini juga tidak akan mendapat kesempurnaan dalam agama dan mengalami kerugian di dunia dan di akhirat. Kejelekan tidak berkahwin khususnya bagi kaum wanita, adalah lebih banyak berbanding dengan lelaki. Kerana umumnya bagi kaum wanita, pintu syurga lebih banyak bermula dan berada di sekitar rumahtangga, suami dan anak-anak.


Amat mudah bagi kaum wanita untuk mendapat maqam solehah dan menjadi ahli syurga di akhirat.
Ini berdasarkan sabda Rasulullah: "Sekiranya seorang wanita dapat melakukan empat perkara iaitu sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga maruah dan taat kepada suami maka masuklah syurga mana-mana yang ia kehendaki."


Sekiranya seorang wanita itu tidak berkahwin, ia tidak akan dapat mencapai kesempurnaan pada maqam yang keempat. Walau sehebat mana sekalipun ia bersembahyang, berpuasa dan menjaga maruah, wanita yang tidak berkahwin tidak akan mendapat kelebihan pada mentaati suami. Sedangkan kelebihan mentaati suami mengatasi segala-galanya bagi seorang wanita, sehinggakan redha Allah pun bergantung kepada redha suami.


Selain daripada itu di antara kelebihan wanita yang berkahwin bahawa ia akan diberi pahala seperti pahala jihad fisabilillah (berjuang di jalan Allah) di kala mengandung. Apabila ia menyusukan anak maka setiap titik air susu akan diberi satu kebajikan. Berjaga malam kerana mengurus anak akan diberi pahala seperti membebaskan 70 orang hamba. Wanita yang berpeluh kerana terkena bahang api ketika memasak untuk keluarganya akan dibebaskan daripada neraka. Bagi wanita yang mencuci pakaian suaminya akan diberi 1000 pahala dan diampuni 2000 dosa. Lebih istimewa lagi ialah bagi wanita yang tinggal di rumah kerana mengurus hal-hal berkaitan anak-anak akan dapat tinggal bersama-sama Rasulullah saw di syurga kelak. Bahkan wanita yang rela dijimak oleh suami juga akan mendapat pahala dan lebih hebat lagi bagi wanita yang mati kerana bersalin akan mendapat pahala seperti pahala syahid.


Semua kelebihan-kelebihan ini tidak akan dapat diperolehi bagi wanita yang menolak perkahwinan. Malahan kedudukan mereka di dunia akan selalu berada di dalam fitnah dan di akhirat menjadi golongan yang rugi. Oleh itu wanita dianjurkan berkahwin apabila telah menemui pasangan yang sekufu. Yang dimaksudkan sekufu yang utama ialah dari segi iman, walaupun lelaki tersebut telah berkahwin.


Sabda Rasulullah saw: "Apabila datang kepada kamu lelaki yang beragama dan berakhlak maka kahwinlah dia, kalau tidak akan timbul fitnah dan kebinasaan. Para sahabat bertanya, "Bagaimana kalau ia telah berkahwin?" Jawab baginda, "Kahwinilah juga ia (diulang sebanyak tiga kali)." Begitulah besarnya pahala bagi wanita yang berkahwin. Tidak perlu bersusah-payah untuk keluar rumah seperti kaum lelaki atau berslogan seperti kebanyakan wanita hari ini. Hanya dengan duduk di rumah sebagai seorang isteri dan ibu sudah memperolehi pahala yang banyak. Kalau suami redha dengan perlakuan seorang isteri itu maka akan terus masuk syurga tanpa melalui kesukaran. Nikmat ini tidak akan dapat diperolehi oleh wanita yang menolak perkahwinan kerana dia telah menolak untuk menjadi calon wanita solehah yang berada di bawah naungan suami.

Nilai Tudung Wanita

Di sini kita ingin menyentuh tentang pemakaian tudung kaum wanita masa kini sebagai renungan bagi wanita Islam. Bila wanita menjaga auratnya dari pandangan lelaki bukan muhram, bukan sahaja dia menjaga maruah dirinya, malah maruah wanita mukmin keseluruhannya. Harga diri wanita terlalu mahal. Ini kerana syariat telah menetapkan supaya wanita berpakaian longgar dengan warna yang tidak menarik serta menutup seluruh badannya dari kepala hingga ke kaki.

Kalau dibuat perbandingan dari segi harta dunia seperti intan dan berlian, ianya dibungkus dengan rapi dan disimpan pula di dalam peti besi yang berkunci. Begitu juga diumpamakan dengan wanita, Kerana wanita yang bermaruah tidak akan mempamerkan tubuh badan di khalayak umum. Mereka masih boleh tampil di hadapan masyarakat bersesuaian dengan garisan syarak. Wanita tidak sepatutnya mengorbankan maruah dan dirinya semata-mata untuk mengejar pangkat, darjat, nama, harta dan kemewahan dunia.

Menyentuh berkenaan pakaian wanita, alhamdulillah sekarang telah ramai wanita yang menjaga auratnya, sekurang-kurangnya dengan memakai tudung. Dapat kita saksikan di sana sini wanita mula memakai tudung. Pemakaian tudung penutup aurat sudah melanda dari peringkat bawahan hingga kepada peringkat atasan. Samada dari golongan pelajar-pelajar sekolah hinggalah kepada pekerja-pekerja pejabat-pejabat.
Walaupun pelbagai gaya tudung diperaga dan dipakai, namun pemakaiannya masih tidak lengkap dan sempurna. Masih lagi menampakkan batang leher, dada dan sebagainya. Ada yang memakai tudung, tetapi pada masa yang sama memakai kain belah bawah atau berseluar ketat dan sebagainya. Pelbagai warna dan pelbagai fesyen tudung turut direka untuk wanita-wanita Islam kini.

Ada rekaan tudung yang dipakai dengan songkok di dalamnya, dihias pula dengan kerongsang (broach) yang menarik. Labuci warna-warni dijahit pula di atasnya. Dan berbagai-bagai gaya lagi yang dipaparkan dalam majalah dan suratkhabar fesyen untuk tudung. Rekaan itu kesemuanya bukan bertujuan untuk mengelakkan fitnah, sebaliknya menambahkan fitnah ke atas wanita.

Walhal sepatutnya pakaian bagi seorang wanita mukmin itu adalah bukan sahaja menutup auratnya, malah sekaligus menutup maruahnya sebagai seorang wanita. Iaitu pakaian dan tudung yang tidak menampakkan bentuk tubuh badan wanita, dan tidak berhias-hias yang mana akan menjadikan daya tarikan kepada lelaki bukan muhramnya. Sekaligus pakaian boleh melindungi wanita dari menjadi bahan gangguan lelaki yang tidak bertanggungjawab.

Bilamana wanita bertudung tetapi masih berhias-hias, maka terjadilah pakaian wanita Islam sekarang walaupun bertudung, tetapi semakin membesarkan riak dan bangga dalam diri. Sombong makin bertambah. Jalan mendabik dada. Terasa tudung kitalah yang paling cantik, up-to-date, sofistikated, bergaya, ada kelas dan sebagainya. Bertudung, tapi masih ingin bergaya.

Kesimpulannya, tudung yang kita pakai tidak membuahkan rasa kehambaan. Kita tidak merasakan diri ini hina, banyak berdosa dengan Tuhan mahupun dengan manusia. Kita tidak terasa bahawa menegakkan syariat dengan bertudung ini hanya satu amalan yang kecil yang mampu kita laksanakan. Kenapa hati mesti berbunga dan berbangga bila boleh memakai tudung?

Ada orang bertudung tetapi lalai atau tidak bersembahyang. Ada orang yang bertudung tapi masih lagi berkepit dan keluar dengan teman lelaki . Ada orang bertudung yang masih terlibat dengan pergaulan bebas. Ada orang bertudung yang masih menyentuh tangan-tangan lelaki yang bukan muhramnya. Dan bermacam-macam lagi maksiat yang dibuat oleh orang-orang bertudung termasuk kes-kes besar seperti zina, khalwat dan sebagainya.

Jadi, nilai tudung sudah dicemari oleh orang-orang yang sebegini. Orang Islam lain yang ingin ikut jejak orang-orang bertudung pun tersekat melihat sikap orang-orang yang mencemari hukum Islam. Mereka rasakan bertudung atau menutup aurat sama sahaja dengan tidak bertudung. Lebih baik tidak bertudung. Mereka rasa lebih bebas lagi.

Orang-orang bukan Islam pula tawar hati untuk masuk Islam kerana sikap umat Islam yang tidak menjaga kemuliaan hukum-hakam Islam. Walaupun bertudung, perangai mereka sama sahaja dengan orang-orang bukan Islam. mereka tidak nampak perbezaan agama Islam dengan agama mereka.

Lihatlah betapa besarnya peranan tudung untuk dakwah orang lain. Selama ini kita tidak sedar diri kitalah agen bagi Islam. Kita sebenarnya pendakwah Islam. Dakwah kita bukan seperti pendakwah lain tapi hanya melalui pakaian.
Kalau kita menutup aurat, tetapi tidak terus memperbaiki diri zahir dan batin dari masa ke semasa, kitalah punca gagalnya mesej Islam untuk disampaikan. Jangan lihat orang lain. Islam itu bermula dari diri kita sendiri.

Ini tidak bermakna kalau akhlak belum boleh jadi baik tidak boleh pakai tudung. Aurat, wajib ditutup tapi dalam masa yang sama, perbaikilah kesilapan diri dari masa ke semasa. Tudung di luar tudung di dalam (hati). Buang perangai suka mengumpat, berdengki, berbangga, ego, riak dan lain-lain penyakit hati.

Walau apapun, kewajipan bertudung tidak terlepas dari tanggungjawab setiap wanita Muslim. Samada baik atau tidak akhlak mereka, itu adalah antara mereka dengan Allah. Amat tidak wajar jika kita mengatakan si polanah itu walaupun bertudung, namun tetap berbuat kemungkaran. Berbuat kemungkaran adalah satu dosa, manakala tidak menutup aurat dengan menutup aurat adalah satu dosa lain.

Kalau sudah mula menutup aurat, elak-elaklah diri dari suka bertengkar. Hiasi diri dengan sifat tolak ansur. Sentiasa bermanis muka. Elakkan pergaulan bebas lelaki perempuan. Jangan lagi berjalan ke hulu ke hilir dengan teman lelaki. Serahkan pada Allah tentang jodoh. Memang Allah sudah tetapkan jodoh masing-masing. Yakinlah pada ketentuan qada' dan qadar dari Allah.

Apabila sudah menutup aurat, cuba kita tingkatkan amalan lain. Cuba jangan tinggal sembahyang lagi terutama dalam waktu bekerja. Cuba didik diri menjadi orang yang lemah-lembut. Buang sifat kasar dan sifat suka bercakap dengan suara meninggi. Buang sikap suka mengumpat, suka mengeji dan mengata hal orang lain. jaga tertib sebagai seorang wanita. Jaga diri dan maruah sebagai wanita Islam. Barulah nampak Islam itu indah dan cantik kerana indah dan cantiknya akhlak yang menghiasi peribadi wanita muslimah. Barulah orang terpikat untuk mengamalkan Islam. Dengan ini, orang bukan Islam akan mula hormat dan mengakui "Islam is really beautiful." Semuanya bila individu Islam itu sudah cantik peribadinya. Oleh itu wahai wanita-wanita Islam sekalian, anda mesti mengorak langkah sekarang sebagai agen pengembang agama melalui pakaian.